Kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3, Jenis-jenis koloid
Assalamualaikum anak-anaku sekalian...
KOLOID
Guru bidang study : Siti Maysaroh, S.Pd
Mata pelajaran : Kimia
Kelas : XI IPS3 dan XI IPS 2
Materi : KOLOID
KD : 3.8 Memahami dan menerapkan konsep koloid dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa setelah mempelajari jenis-jenis koloid dapat menggolongkan macam-macam contoh kolid ke dalam jenis-jenis tersebut dengan benar.
Assalamualaikum....
Apa kabarnya anakku sekalian, mudah-mudahan dalam keadaan terjaga iman islamnya, semoga selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh ini.
Untuk materi kita hari ini kita akan membahas KOLOID yang sebelumnya sempat kalian pelajari sebelum pelaksanaan PTS.
Agar lebih mudah untuk memahami jenis-jenis koloid tersebut, terlebih dahulu kita lihat langkah kegiatan pjj kita hari ini.
1. Bacalah materi dibawah ini, dipahami, dicatat bagian informasi yang mendasar yang menunjang utuk pemahaman konsep hukum tersebut.
JENIS-JENIS KOLOID
A.
Perbandingan Sifat Larutan,
Koloid dan Suspensi
Dari percobaan yang telah kalian lakukan, bagaimana hasil nya? Jika
dari campuran air dan zat tersebut secara kasat mata campuran bersifat homogen, di mana zat dapat larut ke dalam air, dan membentuk
campuran yang tidak menghasilkan
endapan/residu setelah disaring(tidak dapat disaring), sehingga campuran
bersifat stabil. Kemudian, setelah diberi
berkas cahaya dari senter, berkas cahaya tersebut diteruskan. Ini menandakan bahwa campuran ini memiiki ukuran partikel yang
sangat kecil dimana ukurannya ≤ 1 nmyang tidak dapat dibedakan
walaupun menggunakan mikroskop ultra. Hal ini menunjukkan campuran ini hanya
membentuk 1 fase. Maka campuran dengan
karakteristik tersebut dinamakan Larutan.
Selanjutnya, jika campuran air dan zat tersebut secara kasat
mata campuran bersifat heterogen, di mana zat tidak dapat larut ke dalam air, dan membentuk campuran yang menghasilkan endapan/residu setelah disaring(dapat disaring), sehingga campuran bersifat tidak stabil. Kemudian, setelah diberi berkas cahaya dari senter, berkas
cahaya tersebut dihamburkan. Ini menandakan bahwa
campuran ini memiiki ukuran partikel yang sangat besar dimana ukurannya ≥ 10 nm jika dilihat dar mikroskop ultra. Hal ini menunjukkan campuran dapat
membentuk 2 fase. Maka campuran dengan
ciri-ciri tersebut dinamakan Suspensi.
Akan tetapi, jika campuran air dan zat tersebut secara kasat
mata campuran bersifat homogen, di mana zat dapat larut
ke dalam air, dan membentuk campuran yang tidak menghasilkan
endapan/residu setelah disaring(tidak dapat disaring), sehingga campuran
bersifat stabil. Kemudian, setelah diberi
berkas cahaya dari senter, berkas cahaya tersebut dihamburkan. Ini menandakan bahwa campuran ini sebenarnya merupakan campuran heterogen yang memiiki ukuran partikel antara
1 - 10 nm jika dilihat dari mikroskop ultra. Hal ini menunjukkan bahwa
campuran tersebut dapat membentuk 2 fase. Maka campuran seperti
inilah yang dinamakan Koloid.
B. Jenis-Jenis Koloid
Seperti halnya larutan yang terbagi atas zat terlarut dan
pelarut. Pada koloid juga terbagi atas fase terdispersi dan fase pendispersi.
Fase terdispersi adalah zat yang tersebar dalam fase pendispersi, sedangkan fase
pendispersi adalah fase yang menyebarkan fase terdispersi. Berdasarkan fase
terdispersi dan fase pendispersi inilah terdapat penggolongan dari koloid.
a.
Aerosol
Sistem koloid
dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika
zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang
terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.
Contoh aerosol padat :
asap dan debu dalam udara
Contoh aerosol cair :
kabut dan awan
Dewasa ini
banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk,
parfum, cat, semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu
bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyakdigunakan
adalah senyawa kloorofluorokarbon
(CFC) dan karbon dioksida.
b.
Sol
Sistem koloid
dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis
sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Contoh sol :
air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji,
tinta tulis, dan cat.
c.
Emulsi
Sistem koloid
dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat
terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat cair tersebut tidak saling
melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak
dalam air (M/A) atau emulsi air dalan minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak
diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur degan air.
Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu dan lateks
Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : mayonise,minyak bumi, dan
minyak
ikan
Emulsi
terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun
yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air
dikocok, maka diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan
tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh
campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam
susu dan kuning telur dalam mayoniase
d.
Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.
Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih,
misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan
suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih.
Buih
digunakan pada berbagai proses, misalnya, pada pengelolaan biji logam, pada
alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki.
Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih antara lain eter, isoamil alkohol, dan
lain-lain.
e.
Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi fase dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Komentar
Posting Komentar